Kali ini saya akan menulis cerpen, memenuhi tantangan dari grup kepenulisan yang saya ikuti (grup DWPF mana suaranyaaa...? Kalian luar biasaaa...😅).
Sebenarnya sih ini bukan tantangan, hanya cara admin grup saja untuk memotivasi semangat menulis anggota grupnya. Saya bilang tantangan karena lewat cara ini saya sendiri tertantang menulis karena tema tulisan sudah ditentukan, walau sebenarnya itu adalah kemudahan karena saya juga tidak harus pusing mikirin ide ... hehehe
Clue tantangan : Pacar Khayalan dari Mbak Lori (Crhristian Gloriani)
Judul : Pacarku Anak Kampus
Oleh : Sri Sundari
Pacarku Anak Kampus
“Psstt ... Psstt ....”
Suara khas itu membuyarkan lamunanku. Tentu saja itu isyarat untukku. Hatiku langsung berbunga karena akhirnya Boy datang juga.
Hari sudah mulai sore, matahari sudah condong ke barat, membuat bayanganku memanjang sampai ke ujung kakinya ketika aku masih terpaku memandanginya.
Senyum Boy selalu menawan, kumis tipisnya senantiasa membuatku gemas. Boy merentangkan tangannya mengundangku mendekatinya. Langsung saja aku menghambur menuju pelukannya, tak sabar ingin menatap wajah tampannya lebih dekat dan lebih dekat lagi dengan kumis tipisnya.
“Ahahahaaa, kau rindu yaa...” katanya dengan mesra, menjawil hidungku lalu memelukku erat. Pipinya mulai menempel dengan pipiku. Aku sesak haru, dia tahu yang kumau. Tidak ada kata-kata yang bisa kuutarakan, aku hanya ingin selalu dipeluknya. Kami lama terdiam, aku tak peduli itu, aku hanya ingin melepas rindu. Maklum saja, kali ini pacarku anak kampus. Kami bertemu pertama kali di taman kampus ini.
Tiba-tiba Boy menjauhkan wajahnya dari wajahku, ternyata dia harus melihat seseorang yang menepuknya pundaknya dari belakang.
Ninis, teman baru Boy di kampus. Boy sudah menceritakannya padaku kemarin, Boy akan bertemu Ninis di sini hari ini.
Aku tidak cemburu, karena Boy sayang padaku dan berjanji akan selalu memperhatikanku.
“Hai ... “ Ninis menyapaku, sok akrab. Aku menatap Boy, berharap dia memberitahu apa yang harus aku lakukan pada Ninis, tersenyum apa menyeringai.
“Aku ada sesuatu untukmu,” bisik Boy di telingaku. Terbukti kan dia selalu perhatian padaku.
Perlahan Boy melepaskan pelukannya dariku, aku didudukkan di kursi taman. Tanpa peduli pada Ninis yang tiba-tiba ikut duduk di sebelahku. Boy merogoh sesuatu dari saku dalam jaketnya lalu berlutut dibawahku.
“Ini untukmu,” kata Boy, manis sekali. Membuka bungkusan dan menaruhnya di dekatku.
Oh my God, Boy hari ini membawakanku dendeng sapi, makanan kesukaanku. Emot cinta bertengger di kedua mataku, aku senang sekali.
Biar saja Boy berbincang dengan Ninis, aku jadi bisa makan dendeng dengan tenang. Biar saja Boy berpacaran dengan siapa pun, yang pasti Boy tetap pacar rahasiaku.
“Makan yang lahap ya manis, besok kita ketemu lagi di sini.” Boy mengelusku dengan senyum menghiasi kumis tipisnya, lalu bersiap pergi bersama Ninis. Aku hanya bisa menggerakkan ekor tanda setuju, tanpa mengeong biar Boy tahu aku kucingnya yang tegar.
*** Semoga besok bisa menulis clue selanjutnya ... Thanks for reading 😘😘
Asyik.... Ambu ikut nge-blog juga... Semangat ya Ambu...
BalasHapusMbak Riiin ... Akhirnya bisa masuk lagi, thanks yoo suportnya 😍😘
HapusSupport apaan ya Ambu? Perasaan aku cuma duduk manis sambil ngopi dari kmren... wkwkwmwk
HapusSemangatin aku, Mbak Rin...suport juga kan, wkwkkk...aahh jadi pengen ngopi malem
HapusHahaha... Sama2 menyemangati aja Ambu... Aku pun nulisnya sering absen... wkwkwk
HapusPagi ... Baru sempet bc, nyolong waktu di kala masak😊
BalasHapusHaii, Mbak Aya ... wahh hati-hati gosong, hehe
HapusAhay, aku si kucing suka dendeng 😁. Twist banban nih
BalasHapuskucing milenial, MBak...hahaa
HapusIni kenapa komentar bisa hancur? Sebelum di post udah rapi.
BalasHapusHancurnya di mana? pasti yang banban ya...hahaa soalnya aku gak faham wkwkk
HapusAihhh ...is ...aku suka dengdeng mba jangan kasih kucing ya
BalasHapusKucing cuma dikasih dikit juga seneng, Mbak... Sebagian besar buat orang kok, hahahaa
HapusMantap, ih. Twistnya keren. Ga nyangka, ternyata si miaow
BalasHapus